Si
“Alhamdulillah”
Pada
zaman dahulu di Desa lembah Neundeut ada seorang pemuda yang memelihara seekor
kuda sejak dari kecil yang sangat
penurut, nama kuda itu adalah “Alhamdulillah”, kuda itu sangat penurut, apabila
di panggil langsung datang. Jika di suruh berjalan kita hanya berkata
“Alhamdulillah” langsung tancap kuda itu
akan berjalan, sedangkan jika mau berhenti kita ucap “Astagfirullah” si kuda
akan langsung berhenti. Mungkin karena di rawat sejak kecil dan latihan yang rutin
membuat si kuda menjadi penurut.
Oman adalah pemilik kuda pintar
tersebut, dia sangat sayang dengan kudanya. Di suatu sore hari Oman sedang
mengajak bermain kudanya itu keliling taman dekat rumahnya. Ketika sedang di
taman Oman bertemu dengan seorang temannya bernama Asep
"Assalamualaikum.... gimana kabarnya, kudanya bagus bangeeet.."?
"Baik... ia ini kuda penurut, tinggal ucap Hamdalah dia akan berjalan, dan kalau mau berhenti tingal ucap “Istigfar".
" aku boleh nyoba gak"? ucap Asep kepada Oman
" oh.. monggo...". Oman mempersilahkan.
"Baik... ia ini kuda penurut, tinggal ucap Hamdalah dia akan berjalan, dan kalau mau berhenti tingal ucap “Istigfar".
" aku boleh nyoba gak"? ucap Asep kepada Oman
" oh.. monggo...". Oman mempersilahkan.
Sang teman mulai mengucapkan hamdalah untuk
menjalankannya. "Alhamdulilah berangkatlah kuda" dia merasa bosan
karna kudanya jalannya terlalu pelan, dia memukul kuda supaya berjalan lebih
cepat ,tapi belum berhasil juga, akhirnya dia memukul dan mengucapkan
Alhamdulillah dengan keras. "PLAK..... ALHAMDULIILLAH......" Kuda itu
berjalan dengan cepat ,sehingga orang itu tidak bisa mengendalikanya, di depan
matanya terlihat jurang yang sangat dalam , karena sangat gugup dia lupa
kata-kata untuk menghentikan kudanya, semua kata-kata keluar dari mulutnya.
"ALLAH” kuda belum berhenti. "ROSULALLAH." kuda itu masih belum
bisa berhenti. " INALILLAH." kuda itu masih tak mau behenti.
Dia sudah putus asa , dia mengucapkan Istigfar untuk
yang terakhir kalinya. " ASTAGFIRULOH." Tiba-tiba kuda itu berhenti
pas di depan jurang itu, dia sangat senang, dan mengucapkan puji syukur kepada
Allah. "Alhamdulillah ya Allah kau masih menolongku". karena ucapanya
itu, kuda tiba-tiba berjalan dan....dan ,,..mereka jatuh kejurang.
UNSUR
INTRINSIK
1. Tema Kuda
penurut
2. Alur
Cerita Alur maju, karena jalan cerita di jelaskan secara runtut
3.
Penokohan:
A. Tokoh utama (Alhamdulillah) : berwatak penurut dan pintar
A. Tokoh utama (Alhamdulillah) : berwatak penurut dan pintar
B. Tokoh Pembantu : Oman, wataknya
penyayang
:
Asep, wataknya mempunyai Rasa ingin tahu yang tinggi
4. Latar:
a. Tempat: Desa lembah neundet, Taman dekat rumah, dan perjalanan, dekat
jurang dalam.
b. Waktu:
Zaman dahulu, Sore hari
c. Suasana: Diawal cerita suasana
yang timbul biasa saja, tetapi di akhir cerita menegangkan
karena terdapat konflik.
karena terdapat konflik.
d. alat : -
5. Sudut
Pandang: “Dia” terbatas (mereka tidak diberi kesempatan untuk menunjukkan sosok
dirinya seperti halnya tokoh pertama.)
6. Gaya
Bahasa : Aptronim (adalah pemberian nama yang cocok dengan
sifat atau pekerjaan.)
UNSUR EKSTRINSIK
Nilai moral:
Dalam cerpen tersebut terdapat kandungan nilai moral yaitu seseorang
haruslah bersikap menyayangi terhadap sesama makhluk hidup,
sehingga akan membuat suatu ikatan, walaupun dengan seekor kuda
Nilai Sosial-budaya:
yaitu sesuai dengan kehidupan kita sehari hari, yaitu
seorang yang menyayangi seeokor binatang dan melatih hingga menjadi seekor
binatang yang penurut. Namun hal ini bertolak belakang dengan kehidupan kita
yang tidak menyayangi seekor binatang, bahkan kita memburu dan menagkapnnya
demi kebutuhan ekonomi ( pemburuan Orang utan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar